Acceptance of Others
• Accepts ideas of coworkers
• Listens to others
• Understands that there is more than one solution to a problem
• Speaks respectfully to others
• Works out problems with coworkers
• Does not gossip
Acceptance of Others
• Accepts ideas of coworkers
• Listens to others
• Understands that there is more than one solution to a problem
• Speaks respectfully to others
• Works out problems with coworkers
• Does not gossip
Balikpapan memang terkenal dengan makanan yang mahal. Rata-rata makan di kota ini 2-3 kali dari harga di jawa, mungkin karena bahannya perlu impor dari luar kalimantan. Suatu ketika, aku makan malam bersama teman-temanku. Ternyata selesai makan dan mau bayar harganya jauh di atas ekspektasiku. Hough…. mahal sekali makan di sini. Tapi salah satu temanku mengatakan, sabar saja riset itu memang perlu biaya tinggi. Untuk tahu harga makanan di sini memang perlu biaya juga. Tanpa itu, mungkin kita nggak akan tahu berapa harga makanan di rumah makan itu. Wow, boleh juga pola berpikirnya. Riset memang perlu biaya tingi.
Inspirasi tulisan in saya dapatkan setelah membaca buku biografi presiden Republik Islam Iran yang saya beli sewaktu liburan di jogja akhir bulan januari kemarin. Buku itu berjudul “Ahmadinejad! David di Tengah Angkara Goliath Dunia”.
Buku tersebut memberi banyak inspirasi dan membuka informasi kepada saya mengenai alasan Iran mengapa mereka begitu menginginkan untuk mengembangkan teknologi nuklir di negeri mereka. Selama ini alasan tersebut tidak pernah saya dapatkan dari media televisi maupun media cetak. Media-media tersebut selalu mengkhawatirkan jikalau iran mengembangkan teknologi nuklir untuk membuat senjata pemusnah masal. Padahal Iran selalu menegaskan bahwa mereka tidak membutuhkan senjata nuklir.